Kisah Terlarang antara aku dan Bunda 03

Wawan terbangun dalam keadaan bingung dan lelah. Ia menguap, ia menggeliat dan bertanya-tanya mengapa ia merasa sangat pusing. Lalu ia merasakan jari-jari dingin rasa takut seakan merangkulnya ketika iamencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam.


Ya ampun, rupanya ia baru saja menyetubuhi ibu kandungnya. Atau itu hanya mimpi liarnya saja???


Diliputi rasa panaik, ia mulai berkeringat. Ini pasti mimpi, pikirnya. Kemudian ia mencium bau parfum bundanya yang masih tercium di udara kamarnya.


Dengan cemas, dia mulai mencium sepreinya yang kusut, wangi parfumnya bahkan lebih kuat di seprainya itu. Bundanya pasti tadi malam ada di tempat tidurnya. Tapi apakah mereka memang telah bercinta seperti yang dia ingat?


Mungkin bundanya tadi malam menyusuinya, seperti sebelumnya. Mungkin itu dia. Dan ia hanya membayangkan kejadian selanjutnya.


Perlahan-lahan rincian kejadian tadi malam mulai terbentuk di ingatannya Kemudian, seakan untuk meyakinkan dirinya, ia merasa


kekeringan yang gatal akibat air mani yang telah mengering di selangkangannya ….Tampaknya kejadian itu bukan mimpi, itu memang benar-benar terjadi. DIA TELAH MENYETEBUHI BUNDANYA TADI MALAM.


Mengingat kejadian erotis tadi malam, penisnya pun menjadi kembali keras. Dia bercinta dengan bundanya tadi malam dan sekarang, ia menginginkannya lagi. Sekarang ia telah mencicipi buah terlarang, tidak ada jalan kembali, ia mendapatkan lebih banyak lagi.


Tapi bagaimana dengan bundanya? Dan di mana dia sekarang? Apakah bundanya pergi kembali ke kamarnya sendiri karena malu dan muak, dan berbaring di tempat tidurnya sambil membenci dia atas apa yang telah dilakukan anaknya pada dirinya?


Wawan begitu takut bahwa bundanya akan membencinya, ia harus tau apa yang bundanya rasakan saat ini.


Wawan melirik jam tangannya, sudah jam sembilan rupanya.


Ia pun lalu membelai peninya yang mengeras membengkak..berharap bundanya lah yang memegangnya bukan tangannya, dan ia pun turun ari tempat tidur.


Berjalan ke arah pintu, penisnya yang 18cm mencuat didepannya, besar juga penisnya pikirnya. Berhenti di ambang pintu, ia memandang keluar ke ruang tamu.


Dia melihat ibu berdiri di pintu depan, cahaya matahari yang terang masuk melewati pintu, akhirnya hujan berhenti juga pikirnya.


Tiba-tiba ia merasakan kekecewaan. Dia berharap hujan akan terus dan memberinya lebih banyak waktu sendirian dengan bundanya. Itu juga kalau bundanya tidak membencinya.


Tapi hujan sudah reda. Sekarang setiap saat menjadi lebih dan lebih berharga. Ketika ia menatap bundanya, sinar matahari yang masuk lewat pintu membuat ia bisa melihat kalau bundanya tidak mengenakan apa-apa di bawah gaun tipis itu. gaun yang sama yang ia kenakan tadi malam dan wawan dapat melihat jelas tubuh bundanya dibalik gaun itu, penisnyapun tambah mengeras.


Wawan tidak bisa bergerak selama beberapa menit. Dia takut untuk mencari tahu bagaimana perasaan bundanya terhadapnya. Tapi ia penasaran ingin tahu. Apakah bundanya akan membencinya atau, atau apa, wawan bertanya-tanya. Apakah bundanya sudah sadar..dan akan memaki-makinya pagi ini???


Wawan mencoba menebak apa yang sedang dipikirkan bundanya. Apa bundanya pikir dia itu setan atas apa yang telah dia lakukan pada bundanya? Apa yang mereka lakukan memang salah. Tapi………..


Ia mencintai bundanya seperti anak mencintai ibunya sebelum tadi malam. Sekarang cinta nya telah berubah menjadi nafsu untuk memiliki tubuh bundanya. Hasrat itu begitu besar dan mendalam, hanya dengan memandangnya membuat hatinya sakit karena menahan keinginannya.


Ketika ia melihat ke bawah, penisnya tampak mengangguk angguk. Hanya dengan membayankan bundanya dapat membuat penisnya begitu keras.


Apa yang bundanya pikirkan tentangnya, wawan bertanya-tanya?


Mencoba untuk mengendalikan gairahnya, ia mencamkan diingatannya bahwa wanita inilah yang telah melahirkannya kedunia. Yang telah mengurusnya, merawatnya dan memberikan dia kasih sayang kita ia masih bayi….tapi sekarang dia telah menyetubuhi bundanya. Sekarang dia telah menjadi kekasih bundanya walaupun cuma untuk satu malam.


Wawan tahu apa yang ia rasakan terhadap bundanya adalah penyimpangan dari cinta, tapi itu yang ia rasakan sekarang. Dia tahu itu sakit bagi seorang anak untuk mencintai bundanya seperti itu, tapi ia tidak bisa lagi mengendalikan dirinya. Dia menjadi seperti seorang tahanan dari hawa nafsunya sendiri.


Dia harus tahu bagaimana perasaan bundanya kepadanya. Apa yang bundanya pikirkan sekarang setelah semalam mereka bercinta. Ia tidak bisa menundanya lebih lama lagi. Dia harus tahu SEKARANG!


Wawan lalu menuju ke seberang ruangan setenang mungkin, ia menyelinap di belakang bundanya dan melingkarkan tanganya di pinggang bundanya…memeluknya dari belakang.


“Apa, eh…. oh….” bundanya menggumam sambil melingkarkan tangannya diatas tangan anaknya.


“Selamat pagi, bunda,” sapa wawan. “Bagaimana perasaan bunda hari ini?” Bundanya tidak menjawab.


Jantugnya kini berdegup kencang. Wawan takut untuk bergerak lebih lanjut saat bundanya tampak mengabaikan kehadirannya selama beberapa saat. Jadi bundanya benar-benar membencinya, pikirnya.


“yah begitulah wan” akhirnya dia menghela napas, santai sedikit dan bersandar padanya.


ÔÇØBunda marah sama wawan?” ia bertanya pada bundanya, dan dengan lembut memeluknya lebih erat.


Sekali lagi, perlu waktu beberapa saat bagi bundanya untuk menjawab.


“Nggak, Sayang, bunda ngga marah sama kamu,” dia bergumam, “Bunda marah sama diri bunda sendiri.”


“Kenapa?” wawan bertanya polos.


“Oh, Sayang,” bundanya berkata pelan, “Bunda seharusnya ngga datang ke kamar kamu semalam. Semuanya salah. “


“Tapi, Bunda,” katanya bersemangat, “tadi malam indah sekali. yang terbaik yang pernah terjadi sama wawan..”


“ngga, sayang, yang semalah itu salah,” bundanya menangis. “Kita ngga boleh melakukan apa yang kita lakukan semalam. “


“Bunda, bagaimana mungkin itu salah?” ia berpendapat, berharap bisa entah bagaimana bisa membuat bundanya merasa seperti .


“Wawan, kita udah berbuat inces. Yang kita lakuin benar-benar salah,” bundanya bergumam.


“bunda, itu ngga seburuk yang bunda pikir,” dia mengerang, berusaha meyakinkan bahwa apa yang mereka lakukan tidak terlalu buruk.


“Sayang, apa kamu tidak tau apa yang sudah kita lakukan?”


“Apa bunda? Itu kan cinta yang indah sekali ? Bagaimana bisa salah?” dia mengerang.


“Tapi yang kita lakuin salah sayang..dan harus diakhiri sekarang juga” bundanya terisak.


“maksud bunda?” wawan mengerang.


“Apa pun yang kita lakukan. Apapun perasaan kita. Apa yang kita lakuin semalam tidak dapat dibiarkan lagi. Itu benar-benar salah. “


“Kenapa?” ia bertanya, perlahan-lahan membawa tangannya hingga ke payudara bundanya yang besar dan meremasnya dengan penuh cinta.


“Oh, jangan, sayang……, tolong …. kita boleh begini,” bundanya menangis, “Ini ngga benar sayang……kita ngga boleh….. “


“Tapi, bunda, wawan sangat mencintai bunda,” wawan menangis, berjuang untuk mempertahankan tangannya menangkup lembut di payudara. bundanya


Dia bisa merasakan bundanya bergetar saat bundanya didera oleh isak tangis. Wawan berharap dia bisa melakukan apa saja untuk meringankan rasa sakitnya, ia masih tidak bisa menggerakkan tangannya dari payudaranya yang besar dan indah.


“Bunda, orang lain ngga usah tau, cuma wawan dama bunda” katanya, masih berusaha merasionalisasi cinta mereka adalah hal yang alami dan benar.


Dia akan melakukan apa pun untuk membawa bundanya ke tempat tidur sekali lagi.


Entah bagaimana, ia harus membuat bundanya mengerti betapa ia membutuhkannya.


Kemudian ia merasakan sesuatu yang basah di tangannya dan menyadari bahwa payudaranya sudah mulai bocor lagi. Hanya dengan memikirkan payudara bundanya yang besar dan ASInya yang putih dan lezat, membuat penisnya kembali berdiri.


“Ini salah” kata bundanya, mencoba berhenti menangis. “Sangat, sangat salah untuk ibu dan anak bercinta. Apa kamu ngga kau tahu itu. Ini incest. Ini dosa besar. “


“Tapi, bunda, ini terlalu indah untuk menjadi sebuah dosa.”


“Oh,… wawan, anak bunda tersayang,” katanya bersemangat, “apa kamu ngga bisa ? Apa kamu ngga tahu betapa berharap kita bisa melakukannya lagi. Tapi kita ngga bisa terus berpura-pura bahwa hal itu ngga salah.


kita harus menghentikannya sebelum nanti benar-benar keluar kontrol dan mengacaukan semuanya. ÔÇ£


“Tolong, bunda,” wawan memohon, memeluk bundanya lebih erat.


“Oh ….sayang, tolong berhenti menggoda bunda. Kita tidak bisa, sayang….. kita akan menyesal seumur hidup nanti. “


“Tapi, bunda, Kita sudah melakukannya sekali. Apa bedanya kalo kita melakukannya sekali lagi? “


“Sayang….., berhentilah menyiksa bunda.”


ÔÇØapa kita ngga bisa melakukannya sekali lagi bunda? Please………?”


“ya Tuhan, Wawan…tolong hentikan, Sayang.”


“bunda, ngga ada seorangpun yang akan tau. Hanya bunda dan wawan Hanya satu kali lagi, tolong bunda, “bisiknya, merasakan perlawanan bundanya mulai runtuh.


ÔÇØOh, sayang, ini salah,” bundanya bergumam.


Lalu, seolah-olah bundanya akhirnya menyerah, ia merasakan perlahan perlawanan bundanya melemah.


Tak satu pun dari mereka bergerak untuk beberapa saat. Mereka hanya berdiri di sana. Lalu bundanya berbalik perlahan. Kemudian, menghadap ke arahnya, bundanya memandang ke matanya dengan gairah, ia merasakan hatinya mulai mencair.


Menatap kembali ke matanya, Wawan terkejut melihat betapa tampak lelah bundanya. Dia bisa melihat keriput di sekitar mata dan bibir yang belum pernah ia perhatikan sebelumnya. Bahkan ada lingkaran hitam di bawah matanya. Ia belum pernah melihat penampilannya yang begitu lelah. Namun, walaupun tampak lelah dan kuyu dan bahkan tanpa make up, bundanya masih terlihat sangat cantik.


Ketika ia melihat ke mata bundanya yang bulat dan cokelat, dia seoalah mendapati dirinya perlahan-lahan terisap turun ke dalam, pusaran air yang berputar. Dia bisa merasakan cinta untuk dirinya mengalir keluar ke kedalaman tanpa dasar jiwanya ketika mata mereka terkunci bersama. Kemudian saat ia menatap tajam ke matanya, bundanya perlahan mengangkat


tangannya, kedua tangannya menempel di pipi.


“Jika kita melakukannya sekali lagi,” katanya lembut, tapi tegas, “apa kamu mau bersumpah sama bunda kalo kamu tidak akan pernah meminta lagi? Bersumpah bahwa kita tidak akan pernah lagi melakukan hal bejat yang akan kita lakukan lagi. Bersumpah bahwa apa yang kita ciptakan disini, akan mati di sini, di pondok ini dan tidak pernah akan lahir kembali lagi? “


“Oh Tuhan, Ya, bunda, Wawan bersumpah,” wawan berbohong, ia akan melakukan apa pun untuk bercinta dengan bundanya sekali lagi.


“Sumpah?” ia bertanya lagi, matanya berusaha mencari kebenaran di mata anaknya.


“Wawan bersumpah, bunda,” dia berdeguk, kemaluannya memantul ke atas dan ke bawah kegirangan.


“Ini sangat salah,” kata bundanya bersemangat, “Tapi bunda juga menginginkannya. ini harus yang


terakhir kali. “


“Ya, bunda,” dia mengerang, memeluknya dan menggenggam bundanya dengan kasar.


tapi tiba-tiba bundanya sedikit mendorongnya kembali untuk sesaat.


“tadi ayah telepon bahwa dia dan tim SAR akan mencoba untuk menyelamatkan kita sekitar pukul empat sore ini, “kata bundanya, terengah-engah.” Kita Cuma punya waktu samapai jam segitu”


“Oh, Tuhan, bunda,” wawan mengerang, dan merangkul bundanya kuat ke dalam pelukannya.


Dengan agak tTerhuyung-huyung sedikit, ia cepat-cepat membopong bundanya melintasi ruang tamu.


Dengan memeluk lehernya, bundanya menjilati telinganya ketika dia dibawa kembali ke tempat tidurnya.


Wawan dengan lembut menurunkan bundanya ke tempat tidur dan berdiri menatapnya untuk beberapa saat.


“ada yang salah?” bundanya bertanya, bertanya-tanya mengapa dia berhenti, “ada yang salah sayang? “


“ngga bunda” ia meringis, “wawan Cuma berpikir betapa indahnya bunda.”


“ah, konyol kamu deh….,” dia tersenyum simpul, sedikit merona.


loading...

Wawan cepat membungkuk dan membuka semua yang dipakai bundanya, mengungkapkan tubuh telanjang bundanya. Ia tidak pernah benar-benar melihatnya telanjang bulat sebelumnya dan itu benar-benar membuatnya terkagum-kagum. Bunda memang cantik.


Semua nya tampak indah sekali dimatanya. Matanya Menyapu turun ke tubuh bundanya, ia melihat bahwa susu masih merembes di payudara besarnya yang putih. Kagum dengan ukuran dan lingkar payudara yang indah, ia merasa kemaluannya menjadi tegang sekali ketika ia melihat bahwa payudaranya masih penuh dengan susu. Tetapi walaupun indah dan penuh dengan susu buah dadanya, perhatiannya kini tertuju pada bulu lembut yang penuh misteri di bawah perutnya. Tempat dimana ia berasal. Ke dalam tempat rahasia yang gelap yang begitu dilarang.


Matanya nanar menatapnya, ia bisa melihat lekukan dari tempat yang paling suci dari tempat-tempat suci. Ia harus melihat dari dekat gua dari daging yang dulu sekali telah menjadi rumahnya. Tempat yang dulu mampu menahan seluruh tubuhnya di dalamnya yang begitu hangat, dan penuh perlindungan, sekarang hanya bisa muat menampung penisnya yang besar.


Sambil berlutut, Wawan dengan agak ragu-ragu mengulurkan tangan dan dengan lembut melabarkan kedua kaki ibunya yang panjang. Sepertinya dia tampak sempurna bentuknya, ia mengamati rahasia tersembunyi dari inti cintanya yang kelihatan basah membuka. Dia merasakan kemaluannya semakin menegang ketika ia mengagumi gua rahasia ibunya yang indah.


“Oh, Tuhan,” bisiknya melihat bibir vagina bundanya yang merekah basah terbuka mengungkapkan bagian dalamnya yang berwarna merah jambu.


Dia tidak bisa menahan diri. Dia membungkuk, mengarahkan wajahnya ke vagina bundanya yang basah. Bau harum bagaikan kesturi dari kewanitaan bundanya sangatlah memabukkan dan menggodanya untuk menikmatinya.


“Oh, Ya, Baby,” gumamnya ketika ia mulai menjilati vagina bundanya.


Wawan menyapukan lidahnya di sekeliling pembukaan vagina bundanya.


“Oh, Baby,” gumam bundanya dan menekan wajahnya vaginanya yang basah, wawan pun cepat-cepat mencari clitorisnya.


Punggung bundanya melengkung ketika ia menyapu klitoris bundanya dengan lidahnya dan menghisapnya.


Dia bisa merasakan otot-otot paha bundanya menegang dan mengeras saat dia mengisap clitorisnya.


Dia bisa merasakan bahwa bundanya sebentar lagi akan orgasme, ia menyapukan lidahnya lebih cepat lagi. Kemudian saat bundanya menggeliat di bawah serangannya, dia menggigit pelan klitoris bundanya dengan giginya. Mengisap clit yang menonjol diantara giginya.


“Oh, Tuhan, argh………” ia mendengar desahan bundanya ketika seluruh tubuhnya mulai gemetar dan menggeliat.


Ketika bundanya mencapai klimaks, Wawan menyaksikan dengan takjub ketika dua aliran kecil susu mulai menyembur dari putingnya yang keras menonjol.


Dia seakan tidak percaya bahwa ia baru saja menilati vagina bundanya dan mengamati payudaranya menyemburkan susu ke atas. Sementara itu mulutnya terus menempel pada vagina bundanya yang menyentak-nyentak saat bundanya mengalami orgasmenya.


Dia terus mengisap dan menggigit clitorisnya selama satu menit penuh sampai akhirnya otot-ototnya rileks dan menjatuhkan tubuhnya kembali ke tempat tidur.


Dengan Lembut bibirnya melepaskan klitoris bundanya, dan dengan penuh cinta mencium bibir vaginya selama beberapa saat.


Akhirnya, ia berhenti dan merangkak dan berbaring disamping bundanya, dengan lembut ia mengangkat kakinya, melekukan tubuhnya dibelakang tubuh bundanya, dan menyelipkan penisnya yang besar, vagina bundanya yang basah dan hangat.


“OH, ……,” ia mendengar bundanya mendesah saat ia perlahan-lahan menyelipkan penisnya yang besar dan berdenyut-denyut


kedalam vagina bundanya”entot bunda sayang.”


Hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menjaganya dari segera klimaks saat ia mengeluar masukan penisnya, vagina bundanya serasa meremas penisnya. Mulutnya pun mengarah ke payudara bundanya dan mulai mengisap susunya.


Dengan lahap ia mengisap dan menarik-narik putingnya, mulutnya pun dengan cepat dipenuhi susunya yang manis..


Tiba-tiba, ia merasa dirinya cemburu pada adiknya, Marie. Marie dapat semua susu ibunya kapanpun dia inginkan.


Dengan lahap ia menelan seteguk air susunya, ia terus mengisap sampai aliran ASI melambat dan berhenti.


ia membiarkan puting susu bundanya menyelinap keluar dari mulutnya dan memberikan payudaranya satu ciuman terakhir. Melepaskan bundanya dari dekapannya iapun mencabut penisnya dari vagina bundanya dan dengan lembut merendahkan kembali kakinya ke tempat tidur.


“Oh, Baby, jangan dicabut” bundanya memohon, meraih dia, “masukin lagi kememek bunda, Please. “


Wawan pun memenuhi permintaan bundanya, ia lalu memposisikan dirinya diantara kaki bundanya. Ia pun kembali memasikan penisnya ke vagina bundanya.


Tamat.