Cerita Sedarah Mamah Kandungku 42 Tahun - Part 2 | Cerita Dewasa Sedarah Terbaru

Sebelumnya : Cerita Sedarah Mamah Kandungku 42 Tahun - Part 1

Setelah itu kami berdua berbaring sambil tetap berpelukan di atas ranjang. “Kamu hebat, Ta,” puji Mama. “Terima kasih Mama, kapan-kapan boleh diulang lagi ya?” “Boleh sayang, asal jangan sampai ketahuan siapa-siapa”. Kami berbaring sambil saling memegang kemaluan masing-masing dengan mesra.


Esok harinya pada waktu yang sama, dimana hanya aku dan Mama yang ada di rumah. Mama sedang berada di dapur, dia sedang melap piring-piring dan gelas yang habis dicuci. Ia menggunakan daster tipis dan sangat pendek, buah dadanya menonjol dari balik daster itu, nampaknya Mama tidak memakai BH. Aku memeluknya dari belakang. Tengkuknya kucium sambil kujilat-jilat kecil sampai telingannya. “Shhttss..”, Mama mendesis keenakan. “Mama cantik sekali”, kataku memuji. Dia berbalik ke arahku sambil berkata, “Ata mau apa sayang..?”. “Ata pingin ngerasain ngentot ama Mama lagi, seperti kemarin.” Mama lalu mencium bibirku, dia melumat perlahan-lahan, semakin lama semakin bernafsu. Lidahnya dijulurkan kedalam rongga mulutku, aku mengisapnya dengan rakus. Kemudian bergantian lagi, lidahku kumasukkan ke dalam rongga mulutnya, Mama mengulum lidahku dengan penuh nafsu. Tanganku bergerak melepaskan ritsluiting dasternya, seketika itu daster itu sudah merosot kebawah. Tubuh bagian atas Mama polos, dia memang tidak menggunakan BH sehingga buah dadanya yang bulat indah itu menggantung dengan bebas.


Tanganku meremas buah dada kenyal itu, Mama mendesis perlahan. Lalu aku mengulum puting susunya, desahan Mama makin menjadi, “Ssshh.. uuhh.. terus sayang..”. Lidahku menari-nari di puting susunya yang merah kehitaman dan sudah menegang.


Mama lalu melepaskan pakaianku, kemudian ia jongkok di hadapanku, batang penisku yang sudah menegang diusapnya dengan perlahan-lahan. Lidah Mama terjulur kearah lubang kecil yang ada di kepala kontolku. Mama memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya, kemudian Mama mengulumnya. Nikmat sekali kuluman Mama, batang penisku jadi kelihatan mengkilap karenanya.


Setelah itu, Mama duduk di atas meja dapur, kakinya dibukanya lebar-lebar, lubang memeknya sangat jelas kelihatan. Aku langsung menjilati memek yang mulai lembab itu. Mama mendesah tertahan.


Lalu Mama turun dari atas meja, ia membungkukkan badannya, kedua tanggannya bertumpu di atas meja, sedangkan aku berada di belakang pantatnya. Pelan-pelan kumasukkan batang penisku ke dalam liang senggamanya, lalu aku mulai memompanya maju mundur. Mama sangat menyukai posisi ini, tak henti-hentinya mulutnya mendesah sambil menyebut namaku. Tanganku memegang pinggulnya yang kemudian aku pindahkan ke payudaranya. Walau pun sudah agak turun namun payudara Mama masih tergolong kencang dan kenyal. Sambil meremas, payudaranya kupilin dan kumainkan puting susu Mama hingga Mama makin terasa kenikmatan dengan goyangan yang makin kencang dan tubuh Mama yang bergetar bergidik saat puting payudara Mama aku pilin.


Kami tidak mengubah posisi kami sampai mencapai orgasme. Mama yang mengalami orgasme duluan, batang penisku serasa sangat basah oleh air vagina Mama, aku tidak peduli, terus kuentot liang senggamanya. Tak lama kemudian aku sampai juga. Mama langsung jongkok di hadapanku, batang penisku dikocok dan dikulumnya. Akhirnya menyemburlah spermaku kedalam mulut Mama, crot.. crot.. crot.. “Akh.. ma.. ma.. eemm..” erangku kenikmatan. Mama menelan semuanya tanpa sisa, bibit-bibit cucunya, kemudian aku menarik tubuhnya bangkit, kami saling kulum di bibir. “Ata, kamu sangat hebat, nak, sperma kamu sangat lezat.” kata Mama memujiku. “Mama juga hebat, liang memek Mama sangat nikmat dan sempit.” lalu kami berciuman lagi.


Saat ini aku masih rutin menyetubuhi Mama, siang kalau Papa belum pulang dan adikku juga sedang keluar, dan pembantu biasanya aku suruh belanja, atau pun malam dan tidur seranjang jika Papa pergi keluar kota. Mama sangat menikmati perlakuan anak laki-lakinya. Tak jarang kami melakukannya di mobil, baik di garasi atau di jalan di luar kota, di hotel atau bahkan kami pernah menyewa villa dan selama kami di sana kami bertelanjang ria siang dan malam dan bercinta terus, kami hanya bercinta, tidur, makan dan bercinta terus. Dan yang paling berkesan adalah saat kami bercinta di dalam kolam air hangat di luar ruangan villa dengan pemandangan langit malam dan bintang dan kami teruskan bercinta di halaman villa di atas rumput yang rapi. Mama memang sangat memuaskanku..


END...

Cerita Sedarah Mamah Kandungku 42 Tahun - Part 1

Cerita Sedarah Mamah Kandungku 42 Tahun - Part 2