Minum Susu
Mamaku memang cantik, aku senang sekali melihat dan memikirkan payudaranya yang lumayan membengkak itu.
Namun sebenarnya aku jarang sekali ketemu sama mama dan papaku apalagi ngobrol dengan mereka, karena mereka selalu pulang kerumah jam 9an, katanya nyamperin fitness dari pulang kerja.
Akupun agak bebas dirumah menghabiskan waktu dengan main game, dan hari itu aku dapat game baru sehingga dari pulang sekolah aku dikamar terus sampai lupa makan.
Aku dengar adikku dan pembantu kami manggil aku makan tapi aku tidak peduli.
Entah mungkin adikku ngelaporin kalau aku tidak makan sehingga aku dengar suara mamaku dari luar, “Kian kamu sakit kah?” dia langsung membuka pintu.
“Ya ma, perutku mual nich, tapi ga pa-pa aku udah makan obat.
“Mama tiba-tiba keluar lagi dan balik dengan papaku.
“Benar kamu udah makan obat?” papaku memastikan, kemudian mereka berdua mijit aku.
Tidak lama mereka dua mijit, cium aku lalu keluar, setelah aku berjanji akan makan.
Aku kedapur cari makanan kemudian lanjut main game.
Sampai tengah malam, tiba-tiba aku dengar langkah menuju kamarku, ternyata mama datang untuk memastikan keadaanku, ketika mama hendak pergi aku coba bermohon, “ma, tolong pijit aku lagi dong,”
“Ah, manjanya” tapi mama menghampiri aku.
Ketika mama mulai mijit aku pegang tangannya dan mengarahkan kepada penisku yang tegang, mama sempat terkejut namun kemudian memperhatikan aku ngomong, “coba, ma, kontolku selalu konak kalau liat mama.”
Mama terdiam kemudian tersenyum “kamu udah makan kenyang?”
“Ya, udahlah, tapi belum minum susu.”
“Pergi bikin susulah!” mama dikit merintah.
Aku keluar dan balik kekamar dengan segelas susu ternyata mama masih tetap disitu.
Aku letakkan saja susu diatas meja dan langsung memeluk mama, kami dua mulai bercinta, aku bukakan daster mama terus mengisap payudara kencang indah kebanggaanku, “ma, udah lama aku pingin mendaki gunung mama yang indah ini” aku terus terang.
Mama begitu bergairah, ketika aku menjilat dan mengisap puting susunya, ketika aku hendak mengambil nafas mataku tertuju kesegelas susu, aku segera mengambil susu dan meminta mama berbaring di kasur menggunakan dua bantal.
Sedikit-sedikit aku tuang susu di dada mama dan membiarkan mengalir menuju vagina kemudian aku menjilat dari vagina menuju dada dan selalu lama singgah di payudara pujaanku itu.
Entah berapa lama aku berjuang untuk menguasai wilayah dada, sehingga aku merasa mama memberi kode agar aku segera memasukkan peluruku kedalam meriamnya yang lembut itu.
Begitu masuk, aku merasa harus minta izin mengemudi dulu dengan mengecup bibir mama.
Setelah itu aku pun menjalankan goyangan penuh.
Membiarkan mama merintih, sekali-kali aku memegang pentil payudara pujaanku itu.
Kemudian terus memacu, sehingga aku rasa kaki mama menekan paha dan pantatku, membuat aku terjrembab, penisku pun masuk terlalu dalam dan langsung menembak.
Kami duapun menarik nafas panjang, malam itu adalah titik awal aku bisa lebih dekat dan akrab dengan mama.
Aku sangat berterima kasih punya mama yang bisa dan rela memberikan segalanya bagiku, bagi kebahagianku, dia adalah mama yang terbaik.
Mama yang mau berbagi gairah denganku.