Jamilah, Ibuku Sangat cantik dan seksi layaknya wanita di bawah umur 30 tahunan walapun dia telah berumur 40 tahun. Dia pandai merawat tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus, buah dada yang besar dengan putingnya yang kecoklatan, dan juga kakinya yang jenjang dan seksi. Aku Azhar 22 tahun, tak mengerti mengapa memandang ibuku seperti itu, tapi aku dapat memastikan setiap laki-laki yang melihat ibuku pasti ingin memilikinya.
Banyak laki-laki di daerahku di salah satu daerah Di Aceh Timur, yang mencoba merayunya untuk di jadikan istri atau teman dekat sejak ibuku setahun terakhir menyandang status janda setelah bercerai dengan bapak tiriku.
Ceritanya bermula ketika aku tak sengaja melihat ibuku setengah bugil, ketika tanpa sengaja handuknya jatuh ketika habis mandi. Dia saat itu terkejut karena ada kucing loncat mengejar tikus di dekatnya.
Aku yang sedang duduk ngopi habis makan di dapur dengan jelas melihat susu ibuku yang besar dan sekilas jembutnya yang lebat. Takut ibu malu, aku pergi masuk ke kamarku sambil tetap membayangkan tubuh sexy dan mulusnya. Hari itu berlalu seperti biasanya tanpa sesuatu hal luar biasa yang terjadi.
Malamnya, saat makan malam dia menghampiriku ke ruang tengah dan aku tak dapat membuang bayangan tubuh ibuku yang sangat menggairahkan. Awalnya, Ibuku tampak agak malu dan risih ketika bertemu denganku, mungkin ingat kejadian siang kemarin.
Jam 11 malam ketika sedang nonton tv, ibuku bilang akan pergi tidur. Aku berharap dia akan mengajaku tidur bersama di sampingnya. Ketika berjalan memasuki kamarnya, kulihat goyangan pinggulnya yang membuat burungku mengeras lagi.
Bosan nonton TV, aku bermaksud tidur. Di kamarku aku tidak bias tidur karena cuaca yang tidak enak, dan aku tak bisa membuang lamunanku tentang tubuh indah ibuku apalagi aku suka menonton film porno di Handponeku. Aku pegang burungku yang sudah sangat keras dan kukocok-kocok sambil membayangkan goyangan dada ibuku waktu di depan kamar mandi.
Setelah selesai, kucoba untuk tidur kembali, tetapi meskipun mata terpejam tetap tidak bisa tidur. Burungku masih sangat keras. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku sangat menginginkan ibuku.
Aku keluar kamarku memakai celana pendek, kemudian ke kamar ibuku. Kubuka pintu kamarnya yang rupanya tidak di kuncinya. Setelah masuk, kulihat ibuku yang tidur sendirian dan dua adikku yang tidur di kamarnya. Dia tidur tengkurap dengan kedua kakinya agak terbuka terlihat dia memamakai CD warna hitam menutupi pantatnya.
Ibuku kalau tidur seperti orang mati, susah bangunya, tapi aku takut sekali. Aku mulai mengelus-ngelus burungku yang masih dalam celana pendekku. Aku merasakan sesuatu yang nikmat sekali, sampai aku tak tahan lagi. Aku berdiri di samping ranjangnya dan kusemprotkan seluruh maniku disekujur kaki jenjangnya. Aku melenguh dan mendesah perlahan sekali, Aku merasa takut sekali kalau dia terbangun karena cucuran maniku.
Aku kembali ke kamarku, tak dapat kupercaya kusemprotkan maniku ke tubuh ibuku. Aku merasa berdosa sekali, kemudian aku tertidur lelap karena kecapeaan.
Paginya deg-degan aku sudah siap-siap akan kemarahan ibuku, tapi kok ya.., tidak apa-apa, sepertinya dia tidak menemukan bekas maniku pada saat dia bangun. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan melakukan itu lagi, karena dia adalah ibuku.
Sepanjang siang itu sikap ibuku biasa-bisa saja seperti tidak ada apa-apa. Kupikir dia tahu tapi dia menyukainya, entahlah, Atau maniku telah mongering waktu dia bangun.
Dua malam kemudian burungku tegang lagi. Aku tak bisa tidur lagi, kulihat pintu kamar ibuku tertutup. Kupikir dia tahu apa yang telah kulakukan dan dia menginginkanya lagi. Kubuka perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara dan kemudian masuk ke kamarnya. Kulihat ibuku tertidur hanya memakai celana dalam dan BH.
Tak dapat kupercaya mataku melihatnya setengah telanjang. Kupegang burungku dan kukocok dengan keras, ketika maniku akan keluar, kusemprotkan di selangkanganya dan di atas celana dalamnya.
cepat-cepat aku kembali ke kamarku. Kupikirkan apa yang telah terjadi sampai aku terdidur.
Paginya masih seperti biasa ibuku tidak apa-apa. Aku masih penasaran, tahu nggak sih kelakuanku, gimana caranya untuk meyakinkan hal itu?
Malam berikutnya aku ke kamar ibuku lagi, dia memakai celana dalam dan BH saja, tapi kali ini tidurnya miring. Wah, gimana caranya ngocok nih. Aku mau kemut teteknya, mungkin dia akan membunuhku kalau sampai terbangun. Kucoba untuk merabanya, waduh gimana caranya ya,aku gemetaran.., Kulihat ada vaseline di meja rias. Lalu kuambil dan kuoleskan pada burungku.
Lalu aku nekad akan kucoba gesek-gesekan burungku ke ibuku. Aku naik ke ranjang dan berbaring di belakangnya dan mulai mengesek- gesekan burungku ke pantatnya. Dia masih tertidur, tidak bergerak.
Kuselipkan burungku lebih bawah lagi diantara kakinya dan mulai kutekan-tekan. Sebenarnya aku takut dia bangun kalau aka kebanyakan bergerak, tapi aku nggak tahan. Aku pompa burungku keluar masuk di antara kakinya. Tak berapa lama maniku muncrat di antara kedua kakinya dan sebagian meleleh kena vaginanya. Aku kembali ke kamarku dengan pikiran dipenuhi bayangan vaginanya.
Paginya masih seperti biasa, ibuku tidak ngomong apa-apa, sehingga menambah rasa penasaranku, masak sih dia tidak merasakan ada bekas vaseline dan maniku di kakinya.
Kucoba untuk mengetesnya. Kutunggu di kamarku sampai jam 6 pagi. Aku tahu persis ibuku selalu bangun jam 7 pagi setiap hari, aku ke kamarnya dan menggesek-gesekan burungku di antara kakinya, butuh waktu 30 menit untuk muncrat di kakinya, kemudian akau keluar tiduran sambil menunggu apa yang akan terjadi.
Jam 7 pagi ibuku bangun terus mandi. Aku keluar kamar terus ke dapur. Dia sedang sarapan dan bicaranya wajar seperti tidak ada apa-apa sambil mencuci piring. Aku ke kamar mandinya, kulihat celana dalamnya basah kuyup oleh maniku. Sekarang aku yakin sekali, ibuku tahu kelakuanku. Malah aku jadi bingung sendiri, soalnya ibuku tidak memperlihatkan perubahan apapun.
Siangnya dia pergi ke supermarket belanja kebutuhan dapur dengan adik-adikku dan kembali tiga jam kemudian. Suntuk di rumah aku juga keluar main ke rumah teman kuliahku.
Aku masih memikirkan apa yang akan kulakun dengan ibuku malam ini. Saat kami nonton TV, sekitar jam 11-an malam, ibuku bilang akan pergi tidur. Kutunggu hampir 2 jam, biar dia tidur nyenyak dulu.
Yakin dia sudah tidur lelap, aku diam-diam masuk kamarnya dan kulihat dia tidur berselimut. sialan.., rupanya dia tidak suka aku kerjain. Aku sudah tegang banget, kuambil vaseline kuoleskan ke burungku kemudian aku naik keranjang. Dia tidur tengkurap dengan kakinya terbuka sangat lebar. Kucoba singkap selimutnya agar bias mengocok di antara kakinya.
Ketika kusingkap selimutnya, jantungku hampir berhenti berdenyut, dia telanjang bulat! Aku lihat vaginanya dengan jelas dan bibir vaginanya. Baru pertama aku lihat tubuh ibu telanjang bulat. Aku sampai beberapa kali menelan ludah melihat mulusnya dan sexynya tubuh ibuku, walapun dia sudah berkepala lima.
Tak sabar, aku mulai mengelus dan meremas pelan payudara montok mulus itu. Tanganku agak gemetar ketika menyentuh puting susunya yang gede itu dengan telunjukku. Aku yang sudah nafsu banget, nekad menempelkan zakarku ke pantat ibunya yang cukup besar. Dibiarkannya posisi itu bertahan hampir 30 menit. Dan ketika ibunya tetap lelap tertidur. Aku semakin berani, perlahan-lahan aku menjilat sususnya dengan penuh nafsu sambil berusaha menguak selangkangannya dan mengarahkan zakarku ke gua nikmatnya, supaya ibu tidak bangun.
“Bleess” aku tancapkan zakar dalam-dalam ke vagina ibu lalu pantatku diam. Tidak menekan terlalu keras. Sementara lidahku mulai menyusuri tetek dan dada ibu sampai mencapai bibir dan menciuminya sambil tangannya meremasi susu montok itu. Aneh benar, ibu tetap tertidur, seolah tak merasakan apa-apa. Mungkin ia terlalu penat karena cape habis pergi dengan adik-adikku berbelanja tadi di supermarket.
“Eeehhghh..” ibuku mendesis lirih ketika lidahku memasuki mulutnya, namun matanya tetap terpejam. Hanya tubuhnya saja bergeser kecil dan aku memberinya ruang dengan sedikit mengangkat badannya sehingga tidak terlalu memberatinya. Setelah ibunya tenang, kembali aku menumpangkan badan di atas tubuh bugil ibuku yang cantik dan sexy. Perlahan aku mulai memompakan zakarku naik-turun. “Shleeb.. shlebb.. jleeb.. jleebb..” sambil mengemut puting susunya yang gede. “Egghh eggh..,” desis ibu sambil menggerakkan tubuhnya sedikit namun tetap tidur.
Anehnya lagi, aku merasa zakarku seperti ada yang menghisap-hisap. Nikmaat dan membuatnya cepat mencapai puncak. Buru-buru aku memompa lagi cepat-cepat, dan kini ia tak peduli kalau ibunya bakal bangun karena gerakan kasarku. “Heeh.. heeh.. heeh..” nafasku memburu ketika ia menggerakkan pantatku dengan gencar naik turun keluar masuk menusuk-nusuk lahan ibuku, sambil memeluk ketat tubuhnya dan mencium ketat bibirnya yang menggairahkan.
Otomatis diperlakukan demikian ibuku terbangun, namun terlambat. Dalam keadaan dia belum sadar benar, mendadak ibu merasakan tubuhku di atasnya mengejang-ngejang belasan kali dan menyemprotkan sperma di rahimnya. Ibu segera mendorong tubuhku dan ia segera sadar bahwa aku telah berhasil menuntaskan nafsu di atas tubuhnya.
“Ooh Azhar.. Azhar kenapa kamu tega menodai ibu?” ratap ibu sambil menangis dan memukuli tubuhku yang hanya diam membisu memunggunginya. Beruntung suasana kamar gelap sehingga kita tidak dapat melihat kondisi masing-masing. Bayangkan betapa malu bila kita saling bertatapan mata.
“bu.. maafkan aku, bu. Sss..saya benar-benar khilaf tidak bisa menahan nafsu” jawabku lirih. Pelan aku berbalik dan menyelimuti tubuh telanjang ibu. Kemudian aku turun dari ranjang, memakai celana pendek dan melangkah keluar kamar kembali ke kamarku. Beruntung mataku terasa sangat berat sehingga tak lama kemudian aku terlelap tidur dan bangun jam 11-an siang.
Dan, sejak itulah kehidupan sex aku dan ibuku mulai memasuki babak baru. ibuku tak mampu menolak manakala aku dengan manja memeluknya, menindihnya, bahkan dengan nakal meremasi teteknya atau malah memaksa dia membuka dasternya dan menetek seperti anak kecil, ketika adik-adikku telah tidur atau kita hanya berdua di rumah.
Ibu yang mungkin haus akan sex, walaupun kata-katanya sering menolak, tapi tubuhnya yang selalu aku peluk, tindih, hisap lidahnya dan sekujur tubuh dan buah dadanya sungguh merupakan rangsangan yang sulit dihindarinya. Ia tak mampu menolak itu semua, bahkan seolah memberi izin aku melakukannya setiap malam. Ya, setiap malam kini ia harus menerima perlakukan seksual aku yang tak kenal lelah. Pemuda tanggung yang tengah panas-panasnya ini seperti mendapat mainan baru yang menggairahkan.
Kini aku tak segan lagi bertelanjang di depannya, bahkan seringkali ia ikut menelanjangiku dan sebaliknya hingga kita sama-sama bugil. Aku tak segan lagi menyuruh ibu memegang zakarku dan mengocoknya. Sementara tanganku sibuk memerah tetek ibu yang gede, sambil mengelus-elus lubang nikmat ibu meski dari luar CD.
Mungkin merasa sudah kepalang basah, ibu pun menikmati permainan seksual itu meski ia masih menjaga agar memeknya tak lagi ditembus zakarku. Ia menjepit zakarku dengan pahanya dan membiarkan sperma perjakaku muncrat di luar atau di perutnya. Bahkan akhirnya aku memaksa ibu mengulum zakar tegangku dan menerima muntahan lahar panasnya. Mula-mula dimuntahkannya tapi lama-lama justru dinikmati dan ditelannya. aku dan ibu akhirnya saling belajar memuasi dan dipuasi.
Tak tahan, ibu mulai mengajari aku memuasi dirinya pakai tangan dan akhirnya pakai lidah. Aku yang semula jijik, lama-lama terbiasa juga menjilati lubang sempit bergelambir milik ibu. Biji kelentit dan daerah G-spot merupakan kenikmatan tersendiri bagi ibu, tandanya dia cepat terangsang. Sampai ia kadang orgasme. Kita berdua kemudian malah setiap malam tidur telanjang berpelukan, dan akhirnya ibu juga mengizinkan aku menancapkan kontolku di dalam vaginanya. Aku sudah cukup bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan sperma di dalam vaginanya setelah diberitahu kemungkinan kehamilan bila spermanya masuk ke rahim.
Ya, selama beberapa minggu, tanpa sepengetahuan siapapun, kita bagai dua pengantin baru yang asyik dilanda nafsu. Berpacu mengumbar birahi, tak peduli merupakan hubungan incest. Aku yang masih muda begitu semangat dengan kegiatan seksual mereka sementara ibu yang lebih 1 tahun tidak merasakan belaian laki-laki ingin kerinduannya dipuasi. Nafsunya belum padam. Berbagai gaya kami lakukan, dari yang konvensional sampai gaya anjing kawin, 69, sambil duduk berhadapan atau ibu di pangkuan aku dan seterusnya.