Anakku Menikahiku 1

Anakku Menikahiku 1

Ini adalah cerita kehidupanku yang kutitipkan pada Mbak Din untuk dituliskan, perkenalkan nama saya Sumini, saya lahir dari percampuran darah Malaysia dengan Indonesia. Tepatnya ayahku berasal dari Kedah sedang ibuku dari suku Jawa yang tinggal di Kalimantan. Setelah menikah akhirnya mereka tinggal di kota ************, sebuah kota kecil di perbatasan.

Sebagaimana biasanya penduduk kota kecil, maka masyarakat disana pada umumnya terhitung miskin dan kurang beruntung hidupnya. Begitu juga ayahku yang memiliki darah campuran melayu india. Untungnya aku sendiri dikaruniai wajah yang cantik dan tubuh yang menawan.

Karena kemiskinan pula aku terpaksa menikah diusia 14 tahun dengan seorang laki-laki yang pantas menjadi ayahku, sebut saja nama suamiku dengan Datuk Hamid. Seorang teman lama ayahku saat masih tinggal di Kedah.

Pernikahanku dengan Datuk Hamid, tidak bisa dikatakan tidak bahagia pada awalnya, karena aku masih ingat bagaimana malam pertama kami melakukan hubungan suami istri. Hari itu adalah hari kedua, tepatnya malam ketiga kami menjadi suami istri, barulah kami sempat melakukan hubungan badan.

Kejadiannya berawal setelah kami mengatar handai taulan terakhir yang pulang, setelah merayakan hari pernikahanku, kuingat malam itu Datuk Hamid duduk di sofa sambil menunggu aku yang menyiapkan minuman. Yang mengejutkan, adalah setelah aku menghidangkan minuman dia tiba tiba berdiri dan memegang pundakku dengan tangan kanannya dan menuntun aku menuju kamar kami.

Dengan tersenyum agak malu aku menurutinya. Setelah sampai didalam kamar dia membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadapan dan dia memegang kedua pundakku dan berkata”Sum kamu benar-benar wanita yang sempurna. Aku tidak akan menyia-nyiakanmu malam ini. Aku akan memberikan nafkah batin yang kau butuhkan, sebagai layaknya seorang suami”.

Lalu Datuk Hamid mengecup keningku. aku hanya menutup mata dengan menahan gejolak nafsu yang sebenarnya dari tadi aku sudah terangsang berat. Datuk Hamid menciumi kedua mataku sementara kedua tangannya memegang pipiku, hidungku yang mancung dan bibirku dengan lembut namun pasti Datuk Hamid melumat bibir dan lidahku yang membuat aku tak kuasa menahannya hingga aku kesusahan unutk bernafas sampai terengah-engah.

“ahh……ahh…..ahhh…ohh..nghhh. peluk aku mas..ohhhh puaskan aku malam ini”.pintaku tanpa malu-malu lagi karena mulai terdorong oleh nafsu. “Sabar sayang kita akan lalui malam yang indah ini dengan penuh sejuta kenikmatan yang tak terbayangkan olehmu” jawabnya sambil terus mencumbuku.

Sambil menciumi leherku dia meremas susu kiriku. Kepalaku terangkat ke atas menikmati permainannya sambil mendesah tiada hentinya. “ohh..ahhhh….ahhh..ahhh…nghhhhhhh…nghhhh “.


Sesaat kemudian dia melepaskan dasterku hingga jatuh ke lantai, dan terlihatlah buah dadaku yang sudah mengeras dan kencang. Tanpa basa-basi lagi dia dengan tangan kananya dia memegang daguku dan mencium bibirku dengan lembutnya, sedangkan tangan kirinya berusaha melepas tali pengait BH-ku yang berukurun 36D itu. Setelah terlepas dia mulai mencium leher, lalu turun ke kedua bukit kembarku secara bergantian. Aku hanya bisa mendesah saja.

“ohh…..nghh….nghhhhhh…..ahhhh”. Lalu kedua tanganya meremas kedua susuku sementara ciumannya turun ke perut.dan akupun meremas rambutnya dengan kedua tanganku. Lalu sesaat kemudian dia kembali berdiri dan mancium bibirku dan membopongku ke tempat tidur.

Kini yang tersisa tinggal CD (celana dalamku) saja, sementara Datuk Hamid masih berpakaian lengkap. Aku direbahkan ditempat tidur yang sekaligus merupakan ranjang pengantin kami.

Kini dia melepaskan semua pakaian dan celananya, kemudian menghampiriku yang sudah pasrah untuk disetubuhi. Kembali dia mencium bibirku dan meremas susu kiriku, perut dan turun ke selangkanganku serta mengobok-obok vaginaku yang sudah basah dari tadi. “Ayo mas…aku sud…dah tidak ta..han lagiii”. “Baiklah sayang. Tahan yaa”, jawabnya.

Kemudian dia membuka pahaku lebar-lebar dan terlihatlah gundukkan vaginaku yang ditumbuhi bulu-bulu lebat disekitarnya. Sambil menyibakkan bulu-bulu vaginaku, aku bantu menuntun kejantanannya ke vaginaku, dan blesss……amblaslas penis Datuk Hamid ke dalam vaginaku.

ÔÇ£Aww….ÔÇØ pekikku yang merasa perih sekaligus sedikit kesakitan saat batang kem aluan Datuk Hamid menerobos lubang vagina ku sekaligus merobek selaput keperawananku. ÔÇ£Tahan sayang, sakitnya hanya sebentar kok, lalu setelah itu kamu pasti akan merasakan nikmatnya surga duniaÔÇØ desis Datuk Hamid ditelingaku.

Benar katanya, tidak lama kemudian perasaan perih dan sakit mulai menghilang digantikan rasa gatal, geli dan nikmat di vaginaku, aah sungguh susah menceritakan kenikmatan yang kurasakan saat itu.

Sambil memegangi punggungku dia mulai memaju mundurkan kejantanannya sehingga berbunyi clep… clep… clep… (Kami melakukan dengan gaya konvensional). Lalu dia mulai menciumi kedua susuku dan leher, serta bibirku.

Sekitar lima menit lamanya kami dalam posisi itu aku sudah tidak kuasa lagi untuk berejakulasi, dan kulingkarkan kedua tanganku ke lehernya, sementara kedua kakiku kulingkarkan kepantatnya sambil mendesah, meracau tak karuan.. ehhhm… nghhhh… nghhhh.. ohhh… ohh.. ehmmm… nghhkk… ohhh… ehk… lalu aku orgasme, mungkin karena aku sudah sangat bernafsu bukan saja sejak mulai percumbuan, tapi sejak hari kami diresmikan jadi suami istri, aku sudah menghayalkan apa yang sering dipergunjingkan kawan-kawan perempuanku dengan diam-diam.



Namun Datuk Hamid belum juga orgasme, hingga akhirnya kami merubah posisi kami dengan dia di posisi bawah dan aku ganti berada di atas dengan penis masih menancap di vaginaku. Pergantian posisi itu terjadi atas suruhan Datuk Hamid yang memamng sudah sangat berpengalaman karena dia merupakan seorang duda sebelum menikah dengan aku.

Aku muali naik turun memompa dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada, sementara Datuk Hamid memegangi pahaku, lalu kedua susuku yang bergelantungan dengan bebasnya. Kusibakkan rambutku ke belakang dan kedua tanganku ikut membantu meremas susuku bersama dengan tangannya. ohhh… oahk…. eghhhmm.. enghhhh… ahhhh… ahhhhh… enghhh… enghh….. oughhhhhhhhh

Lenguhanku mengumandang dengan kerasnya. sudah hampir sepuluh menit kami dalam posisi ini dan akupun akan orgasme untuk yang kedua kalinya. Namun sebelum itu terjadi Datuk Hamid bangkit dan memelukku erat sambil menciumi kedua susuku, leher, telinga, leher hingga kepalaku mendongak keatas sambil terus memompa. Dan akhirnya aku orgasme Ahhhhhhhh……Ohh..enghhhh..enghhhh…..oh…

Kini aku direbahkan kembali untuk ganti posisi doggie style dengan penis masih tetap menancap di vaginaku. Datuk Hamid memompa maju mundur dengan hebatnya sambil memegangi kedua pantatku, sementara susuku bergelantungan. Kusibakkan rambutku yang panjang ke kiri agar aku dapat melihat apa yang sedang dilakukannya. Lalu dia memegangi kedua susuku dan minciumi punggungku sambil terus memompanya.

Sepuluh menit kemudian dia mengubah posisinya dengan merebahkan tubuhku yang sudah mandi keringat dan meletakkan kedua kakiku di atas kedua pahanya sambil memegangi pundakku, sementara aku meremas sendiri susuku. Akhirnya setelah lima belas menit kembali aku orgasme, tapi Datuk Hamid menyuruhku untuk menahannya karena dia juga akan orgasme untuk yang pertama kali.

Dan akhirnya kami melenguh, lenguhan terakhir kami…. ahhhhhhhhh……. ehhhhmmmmm… ohhhhhhhhh….. yesssssss……. ahhhhhhhhhhh……. ehmmmmmmm…. nghhhhhhh… nghhhhhh…. nghhhhhh. sekitar beberapa kali spermanya menyembur kevaginaku hingga keluar tak tertampung lagi..crooot…crott….crooootttttt.

“oh sungguh nikmat sekali. kamu luar biasa Sum. Dasar perawan punyamu begitu sempit dan legit, aku menyukainya”. pujiannya kepadaku. “ahhh Datuk Hamid juga hebat” jawabku.

Kami rebah diranjang dengan kepalaku di atas dadanya dengan keringat di sekujur tubuh kami. Kami benar-benar lemas tiada tenaga lagi yang tersisa, dan kembali Datuk Hamid mengecup keningku dan membelai rambutku yang terurai.

Tapi hari-hari berikutnya, dalam dua puluh empat tahun pernikahan kami Datuk Hamid tidaklah seperkasa seperti malam pertama itu, karena aku kadang mengalami orgasme dalam persetubuhan, kadang bahkan tidak, sementara frekwensi hubungan badan pun tidak sesering yang kuinginkan


Mulanya seminggu sekali, lalu semakin jarang dan semakin jarang, sampai akhirnya empat bulan sebelum kematiannya, adalah terakhir aku disetubuhinya.

Tapi sebagai seorang istri aku tidak dapat menuntut lebih dari itu, toh hanya nafkah batin yang tersendat, tapi nafkah lahir tetap berjalan lancar, dengan standar hidup jauh diatas saat aku masih tinggal dengan kedua orang tuaku.

Setelah menikah akupun ikut suamiku tinggal di Kedah, dan setahun setelah pernikahan kami, akupun melahirkan seorang anak laki laki, yang kami beri nama Roni.

Dan karena Datuk Hamid tidak ingin memiliki anak lagi mengingat usianya. Jadilah Roni menjadi satu-satunya anak kami. Kamipun berusaha sedapat-dapatnya untuk membesarkan Roni, boleh dibilang kami telah memberikan semua hidup kami untuk membesarkan Roni.

Roni sendiri adalah seorang anak yang sangat cerdas, banyak tingkatan sekolah yang dia lompati dan pada usia dua puluh tahun dia telah mendapatkan gelar masternya untuk rekayasa komputer dan teknik informasi.

Empat tahun lalu setelah meraih gelar masternya, dia langsung pergi ke AS untuk bekerja sekaligus berusaha meraih gelar Phd nya dan dia tinggal disana tanpa pernah sekalipun pulang, bahkan dia telah memiliki Green Card untuk tinggal menetap disana. Baru satu tahun yang lalu dia pulang karena suamiku Datuk Hamid meninggal dunia, karena serangan jantung.

Itu adalah kepulangan Roni yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun kami berpisah, karena sejak masuk universitas, dia telah terpisah dari kami. Kepulangannya cukup memberi kekuatan bagiku untuk melalui masa berkabung karena meninggalnya suamiku.

Sebuah masa yang sulit bagiku, bahkan rasa-rasanya aku tidak mampu hidup untuk menjalaninya, tapi kepulangan Roni membuat ku mampu bertahan dan bahkan mengubah hidup serta jalan hidupku untuk selama-lamanya.

Oh ya aku lupa mengatakan bahwa saat Roni pulang, dia sudah berhasil meraih gelar Phd nya dan selain bekerja untuk sebuah perusahaan internasional, dia juga membuka usaha sendiri, dibidang rekayasa komputer sesuai bidang keahliannya