Aku Dan Bibiku

Cerita seks ini diawali dari jaman aku sma. Dulu waktu aku sma, aku selalu pilih-pilih dalam mencintai wanita. Hal ini yang jadi awal mula cerita seks sekaligus cerita sex yang akan aku ceritakan disini. Itulah mungkin yang mengakibatkan cerita seks sedarah ini terjadi. Aku tak pernah mendekati seorang cewek pun di SMA. Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang yang jelek-jelek amat. Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak suka mereka. Untuk masalah pelajaran aku terbilang normal, tidak terlalu pintar, tapi teman-teman memanggilku kutu buku, padahal masih banyak yang lebih pintar dari aku, mungkin karena aku mahir dalam bidang olahraga dan dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja akhirnya aku dikatakan demikian.


Ketika kelulusan, aku pun masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Malang. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Namanya Dewi. Aku biasanya memanggilnya mbak Dewi, kebiasaan dari kecil mungkin. Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih SMP ia mendirikan usaha sendiri di kota ini. Yaitu berupa rumah makan yang lumayan laris, dengan bekal itu ia bisa menghidupi kedua anaknya yang masih duduk di SD.



Ketika datang pertama kali di Malang, aku sudah dijemput pakai mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan menggunakan kereta cukup melelahkan. Pertamanya aku tak tahu kalau itu adalah mbak Dewi. Sebab ia kelihatan muda. Aku baru sadar ketika aku menelpon hp-nya dan dia mengangkatnya. Lalu kami bertegur sapa. Hari itu juga jantungku berdebar. Usianya masih 32 tapi dia sangat cantik. Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya sangat halus, ia masih seperti gadis. Dan di dalam mobil itu aku benar-benar berdebar-debar.


ÔÇ£Capek Dek Iwan?ÔÇØ, tanyanya.


ÔÇ£Iyalah mbak, di kereta duduk terus dari pagiÔÇØ, jawabku. ÔÇ£Tapi mbak Dewi masih cantik ya?ÔÇØ


Ia ketawa, ÔÇ£Ada-ada saja kamuÔÇØ.


Selama tinggal di rumahnya mbak Dewi. Aku sedikit demi sedikit mencoba akrab dan mengenalnya. Banyak sekali hal-hal yang bisa aku ketahui dari mbak Dewi. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat dengan anak-anaknya. Aku sering mengajari mereka pelajaran sekolah.


Tak terasa sudah satu semester lebih aku tinggal di rumah ini. Dan mbak Dewi sepertinya adalah satu-satunya wanita yang menggerakkan hatiku. Aku benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia cinta juga kepadaku. Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Mbak Dewi sedang nonton televisi. Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar dan ke ruang depan. Tampak mbak Dewi asyik menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.


ÔÇ£Nggak tidur Wan?ÔÇØ, tanyanya.


ÔÇ£Masih belum ngantuk mbakÔÇØ, jawabku.


loading...

Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat mbak Dewi. Ia tak menyadarinya. Lama kami terdiam.


ÔÇ£Kamu banyak diam yaÔÇØ, katanya.


ÔÇ£Eh..oh, iyaÔÇØ, kataku kaget.


ÔÇ£Mau ngobrolin sesuatu?ÔÇØ, tanyanya.


ÔÇ£Ah, enggak, pingin nemeni mbak Dewi ajaÔÇØ, jawabku.


ÔÇ£Ah kamu, ada-ada ajaÔÇØ


ÔÇ£Serius mbakÔÇØ


ÔÇ£MakasihÔÇØ


ÔÇ£Restorannya gimana mbak? Sukses?ÔÇØ


ÔÇ£Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak karyawannya, urusan kerjaan semuanya tak serahin ke general managernya. Mbak sewaktu-waktu saja ke sanaÔÇØ, katanya. ÔÇ£Gimana kuliahmu?ÔÇØ


loading...

ÔÇ£Ya, begitulah mbak, lancar sajaÔÇØ, jawabku.


Aku memberanikan diri memegang pundaknya untuk memijat. ÔÇ£Saya pijetin ya mbak, sepertinya mbak capekÔÇØ.


ÔÇ£Makasih, nggak usah ahÔÇØ


ÔÇ£Nggak papa koq mbak, cuma dipijit aja, emangnya mau yang lain?ÔÇØ


Ia tersenyum, ÔÇ£Ya udah, pijitin sajaÔÇØ


Aku memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali aku meraba ke bahunya. Ia memakai tshirt ketat. Sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh dan juga tali bh-nya. Dadanya mbak Dewi besar juga. Tercium bau harum parfumnya.


ÔÇ£Kamu sudah punya pacar Wan?ÔÇØ, tanya mbak Dewi.


ÔÇ£Nggak punya mbakÔÇØ


ÔÇ£Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?ÔÇØ


ÔÇ£Saya aja yang nggak tertarik ama merekaÔÇØ


loading...

ÔÇ£Lha koq aneh? Denger dari mama kamu katanya kamu itu sering dikirimi surat cintaÔÇØ


ÔÇ£Iya, waktu SMA. Kalau sekarang aku menemukan cinta tapi sulit mengatakannyaÔÇØ


ÔÇ£MasaÔÇÖ?ÔÇØ


ÔÇ£Iya mbak, orangnya cantik, tapi sudah jandaÔÇØ, aku mencoba memancing.


ÔÇ£Siapa?ÔÇØ


ÔÇ£Mbak DewiÔÇØ.


Ia ketawa, ÔÇ£Ada-ada saja kamu iniÔÇØ.


ÔÇ£Aku serius mbak, nggak bohong, pernah mbak tahu aku bohong?ÔÇØ,


Ia diam.


ÔÇ£Semenjak aku bertemu mbak Dewi, jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Semenjak itu pula aku menyimpan perasaanku, dan merasa nyaman ketika berada di samping mbak Dewi. Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi mbak, rasanya sakit sekali ketika aku harus membohongi diri kalau aku cinta ama mbakÔÇØ, kataku.


ÔÇ£Wan, aku ini bibimuÔÇØ, katanya.


ÔÇ£Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah berbohong mbak, aku mau jujur kalau aku cinta ama mbakÔÇØ, kataku sambil memeluknya dari belakang.


Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang kami rasa sekarang mulai canggung. Mbak Dewi mencoba melepaskan pelukanku.


ÔÇ£Maaf wan, mbak perlu berpikirÔÇØ, kata mbak Dewi beranjak. Aku pun ditinggal sendirian di ruangan itu, tv masih menyala. Cukup lama aku ada di ruangan tengah, hingga tengah malam kira-kira. Aku pun mematikan tv dan menuju kamarku. Sayup-sayup aku terdengar suara isak tangis di kamar mbak Dewi. Aku pun mencoba menguping.


Apa yang harus aku lakukan?.Apa


Aku menunduk, mungkin mbak Dewi kaget setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Malam itu aku bermimpi basah dengan mbak Dewi. Aku bermimpi bercinta dengannya, dan paginya aku dapati celana dalamku basah. Wah, mimpi yang indah.


Paginya, mbak Dewi selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Mbak Dewi tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak mbak Dewi melihat-lihat isi kulkas.


ÔÇ£Waduh, wan, bisa minta tolong bantu mbak?ÔÇØ, tanyanya.


ÔÇ£Apa mbak?ÔÇØ


ÔÇ£Mbak mau belanja, bisa bantu mbak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habisÔÇØ,katanya.


ÔÇ£OKÔÇØ


ÔÇ£Untuk yang tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan di depan anak-anakÔÇØ, katanya. Aku mengangguk.


Kami naik mobil mengantarkan anak-anak mbak Dewi sekolah. Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan mbak Dewi. Kami mirip sepasang suami istri, mbak Dewi rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke mbak Dewi bahwa perasaanku serius.


Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke mbak Dewi bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.


Saat itu anak-anak mbak Dewi sedang sekolah. Mbak Dewi merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.


ÔÇ£Apa ini?ÔÇØ, tanyanya.


ÔÇ£Kado, mbak Dewikan ulang tahun hari iniÔÇØ,


Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang mewan.


ÔÇ£Indah sekali, berapa harganya?ÔÇØ, tanyanya.


ÔÇ£Ah nggak usah dipikirkan mbakÔÇØ, kataku sambil tersenyum. ÔÇ£Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada mbakÔÇØ


ÔÇ£Sebentar yaÔÇØ, katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.


Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.


ÔÇ£Bagaimana wan?ÔÇØ, tanyanya.


ÔÇ£Cantik mbak, Superb!!ÔÇØ, kataku sambil mengacungkan jempol.


Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. ÔÇ£Terima kasihÔÇØ


ÔÇ£Aku cinta kamu mbakÔÇØ, kataku.


Mbak Dewi menatapku. ÔÇ£Aku tahuÔÇØ


Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dengan bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Mbak Dewi mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dengan tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.


ÔÇ£Aku juga cinta kamu wan, dan aku bingungÔÇØ, katanya.


ÔÇ£Aku juga bingung mbakÔÇØ


Kami berciuman lagi. Mbak Dewi berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Penisku yang menegang menyembul keluar dari CD. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada CD? Jadi tadi mbak Dewi ke kamar ganti baju sambil melepas CD-nya.


ÔÇ£Nggak perlu heran Wan, mbak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepatÔÇØ, katanya.


Aku lalu benar-benar menciumi kewanitaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta mbak Dewi. Mbak Dewi meremas rambutku, menjambakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita.


Tidak wan, jangan.AAAHH, mbak Dewi memiawik.


ÔÇ£Kenapa mbak?ÔÇØ kataku.


Tangannya mencengkram lenganku. Vaginanya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya. ÔÇ£Aku keluar wanÔÇØ


Ia bangkit lalu menurunkan CD-ku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.


ÔÇ£Gantian sekarangÔÇØ, katanya sambil tersenyum.


Ia memegang penisku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Ohaku baru saja merasakan penisku dipijat wanita. Tangan mbak Dewi yang lembut, hangat lalu mengocok penisku. Penisku makin lama makin panjang dan besar. Mbak Dewi menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung penisku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dengan ludahnya. Ohhsensasinya luar biasa.


ÔÇ£Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa wanÔÇØ, kata mbak Dewi.


ÔÇ£Nggak mbak, aku ingin keluar di situ aja?ÔÇØ, kataku sambil memegang liang kewanitaannya.


Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan penisku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless.Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.


Ohh.wanenak wan, katanya.


OhhhmbakMbak Dewiahhh, kataku.


Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plokplok..plok..cplok..!! Waanmbak keluar lagiAAAHHHH


Mbak Dewi ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.


ÔÇ£Masukin wan, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Mbak rela punya anak darimu wanÔÇØ, katanya.


Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih mbak Dewi, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AAHHHH.


Oh wanwanmbak keluar lagi, mbak Dewi mencengkram punggungku. Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya mbak Dewi mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk mbak Dewi.


Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Mbak Dewi masih di pelukanku. Mbak Dewi dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak mbak Dewi sepertinya.


Mbak Dewi menyentuh penisku. ÔÇ£Ini luar biasa, mbak Dewi sampe keluar berkali-kali, Wan, kamu mau jadi suami mbak?ÔÇØ


ÔÇ£eh?ÔÇØ, aku kaget.


ÔÇ£Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya. Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmuÔÇØ, katanya.


Aku lalu memeluknya, ÔÇ£aku bersedia mbakÔÇØ.


Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan mbak Dewi, aku mulai mencoba berbagai gaya. Mbak Dewi sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehetapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik


 


 


 


 


 


 


 


berikut ini adalah kisah pribadiku tentang cerita seks yang kualami sendiri. Kejadian cerita sex ini terjadi di rumahku sendiri dan dengan baby sitterku . Aku adalah seorang anak yang dilahirkan dari keluarga yang mampu di mana papaku sibuk dengan urusan kantornya dan mamaku sibuk dengan arisan dan belanja-belanja. Sementara aku dibesarkan oleh seorang baby sitter yang bernama Marni. Aku panggil dengan Mbak Marni. Dalam cerita ini adalah kisah seks terbaru dari kami seksbugil.com yang selalu update terdepan.


Peristiwa ini terjadi pada tahun 1996 saat aku lulus SMP Swasta di Jakarta. Pada waktu itu aku dan kawan-kawanku main ke rumahku, sementara papa dan mama tidak ada di rumah. Adi, Dadang, Abe dan Aponk main ke rumahku, kami berlima sepakat untuk menonton VCD porno yang dibawa oleh Aponk, yang memang kakak iparnya mempunyai usaha penyewaan VCD di rumahnya. Aponk membawa 4 film porno dan kami serius menontonnya. Tanpa diduga Mbak Marni mengintip kami berlima yang sedang menonton, waktu itu usia Mbak Marni 28 tahun dan belum menikah, karena Mbak Marni sejak berumur 20 tahun telah menjadi baby sitterku.


 


Tanpa disadari aku ingin sekali melihat dan melakukan hal-hal seperti di dalam VCD porno yang kutonton bersama dengan teman-teman. Mbak Marni mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat dan tidak ketahuan oleh keempat temanku.


Maaf yah, gue mau ke belakang dulu


Ya ya.. tapi tolong ditutup pintunya yah, jawab keempat temanku.


ÔÇ£Ya, nanti kututup rapatÔÇØ, jawabku.


Aku keluar kamarku dan mendapati Mbak Marni di samping pintuku dengan nafas yang tersengal-sengal.


ÔÇ£Hmm.. hmmm, Mas TonÔÇØ, Mbak Marni menegurku seraya membetulkan posisi berdirinya.


ÔÇ£Ada apa Mbak ngintip-ngintip Tonny dan kawan-kawan?ÔÇØ tanyaku keheranan.


Hatiku berbicara bahwa ini kesempatan untuk dapat melakukan segala hal yang tadi kutonton di VCD porno.


 


Perlahan-lahan kukunci kamarku dari luar kamar dan aku berpura-pura marah terhadap Mbak Marni.


ÔÇ£Mbak, apa-apaan sih ngintip-ngintip segala.ÔÇØ


ÔÇ£Hmm.. hmmm, Mbak mau kasih minum untuk teman-teman Mas TonnyÔÇØ, jawabnya.


ÔÇ£Nanti aku bilangin papa dan mama loh, kalo Mbak Marni ngintipin TonnyÔÇØ, ancamku, sembari aku pergi turun ke bawah dan untungnya kamarku berada di lantai atas.


Mbak Marni mengikutiku ke bawah, sesampainya di bawah, ÔÇ£Mbak Marni, kamu ngintipin saya dan teman-teman itu maksudnya apa?ÔÇØ tanyaku.


ÔÇ£Mbak, ingin kasih minum teman-teman Mas Tonny.ÔÇØ


ÔÇ£Kok, Mbak nggak membawa minuman ke atasÔÇØ, tanyaku dan memang Mbak Marni ke atas tanpa membawa minuman.


ÔÇ£Hmmm.. Hmmm..ÔÇØ ucap Mbak Marni mencari alasan yang lain.


Dengan kebingungan Mbak Marni mencari alasan yang lain dan tidak disadari olehnya, aku melihat dan membayangkan bentuk tubuh dan payudara Mbak Marni yang ranum dan seksi sekali. Dan aku memberanikan diri untuk melakukan permainan yang telah kutonton tadi.


 


ÔÇ£Sini MbakÔÇØ


ÔÇ£Lebih dekat lagiÔÇØ


ÔÇ£Lebih dekat lagi dong..ÔÇØ


Mbak Marni mengikuti perintahku dan dirinya sudah dekat sekali denganku, terasa payudaranya yang ranum telah menyentuh dadaku yang naik turun oleh deruan nafsu. Aku duduk di meja makan sehingga Mbak Marni berada di selangkanganku.


 


ÔÇ£Mas Tonny mau apaÔÇØ, tanyanya.


ÔÇ£Mas, mau diapain MbakÔÇØ, tanyanya, ketika aku memegang bahunya untuk didekatkan ke selangkanganku.


ÔÇ£Udah, jangan banyak tanyaÔÇØ, jawabku sembari aku melingkari kakiku ke pinggulnya yang seksi.


ÔÇ£Jangan Mas.. jangan Mas TonnyÔÇØ, pintanya untuk menghentikanku membuka kancing baju baby sitterku.


ÔÇ£Jangan Mas Ton, jangan.. jangan..ÔÇØ tolaknya tanpa menampik tanganku yang membuka satu persatu kancing bajunya.


Sudah empat kancing kubuka dan aku melihat bukit kembar di hadapanku, putih mulus dan mancung terbungkus oleh BH yang berenda. Tanpa kuberi kesempatan lagi untuk mengelak, kupegang payudara Mbak Marni dengan kedua tanganku dan kupermainkan puting susunya yang berwarna coklat muda dan kemerah-merahan.


 


ÔÇ£Jangan.. jangaaan Mas TonnyÔÇØ


Akh.. akh jangaaan, jangan Mas


ÔÇ£Akh.. akh.. akhÔÇØ


ÔÇ£Jangan.. Mas TonnnÔÇØ


Aku mendengar Mbak Marni mendesah-desah, aku langsung mengulum puting susunya yang belum pernah dipegang dan di kulum oleh seorang pria pun. Aku memasukkan seluruh buah dadanya yang ranum ke dalam mulutku sehingga terasa sesak dan penuh mulutku. ÔÇ£Okh.. okh.. Mas.. Mas Ton.. tangan ber..ÔÇØ tanpa mendengarkan kelanjutan dari desahan itu kumainkan puting susunya dengan gigiku, kugigit pelan-pelan. ÔÇ£Ohk.. ohk.. ohk..ÔÇØ desahan nafas Mbak Marni seperti lari 12 kilo meter. Kupegang tangan Mbak Marni untuk membuka celana dalamku dan memegang kemaluanku. Tanpa diberi aba-aba, Mbak Marni memegang kemaluanku dan melakukan gerakan mengocok dari ujung kemaluanku sampai pangkal kemaluan.


 


ÔÇ£Okh.. okh.. Mbak.. MbaaakÔÇØ


ÔÇ£Terusss.. sss.. MbakÔÇØ


ÔÇ£Masss.. Masss.. Tonnny, saya tidak kuat lagiÔÇØ


Mendengar itu lalu aku turun dari meja makan dan kubawa Mbak Marni tiduran di bawah meja makan. Mbak Marni telentang di lantai dengan payudara yang menantang, tanpa kusia-siakan lagi kuberanikan untuk meraba selangkangan Mbak Marni. Aku singkapkan pakaiannya ke atas dan kuraba-raba, aku merasakan bahwa celana dalamnya sudah basah. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam CD-nya dan aku merasakan adanya bulu-bulu halus yang basah oleh cairan liang kewanitaannya.


ÔÇ£Mbak, dibuka yah celananya.ÔÇØ Mbak Marni hanya mengangguk dua kali. Sebelum kubuka, aku mencoba memasukkan telunjukku ke dalam liang kewanitaannya. Jari telunjukku telah masuk separuhnya dan kugerakkan telunjukku memanggilnya.


 


ÔÇ£Shs.. shss.. shÔÇØ


ÔÇ£Cepat dibukaÔÇØ, pinta Mbak Marni.


Kubuka celananya dan kulempar ke atas kursi makan, aku melihat kemaluannya yang masih orisinil dan belum terjamah serta bulu-bulu yang teratur rapi. Aku mulai teringat akan film VCD porno yang kutonton dan kudekatkan mulutku ke liang kewanitaannya. Perlahan-lahan kumainkan lidahnku di sekitar liang surganya, ada rasa asem-asem gurih di lidahku dan kuberanikan lidahku untuk memainkan bagian dalam liang kewanitaannya. Kutemukan adanya daging tumbuh seperti kutil di dalam liang kenikmatannya, kumainkan daging itu dengan lidahku.


 


ÔÇ£Masssh.. Masss..ÔÇØ


Mbak mau kellluaaar


Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan ÔÇ£keluarÔÇØ, tetapi aku semakin giat memainkan daging tumbuh tersebut, tanpa kusadari ada cairan yang keluar dari liang kewanitaannya yang kurasakan di lidahku, kulihat liang kewanitaan Mbak Marni telah basah dengan campuran air liurku dan cairan liang kewanitaannya. Lalu aku merubah posisiku dengan berlutut dan kuarahkan batang kemaluanku ke lubang senggamanya, karena sejak tadi kemaluanku tegang. ÔÇ£Slepp.. sleppÔÇØ Aku merasakan kehangatan luar biasa di kepala kemaluanku.


ÔÇ£Mass.. Masss pellannn donggg..ÔÇØ Kutekan lagi kemaluanku ke dalam liang surganya. ÔÇ£Sleep.. sleepÔÇØ dan, ÔÇ£Heck.. heckÔÇØ, suara Mbak Marni tertahan saat kemaluanku masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaannya. ÔÇ£Mass.. Masss.. pelaaan..ÔÇØ Nafsu birahiku telah sampai ke ubun-ubun dan aku tidak mendengar ucapan Mbak Marni. Maka kupercepat gerakanku. ÔÇ£Heck.. heck.. heck.. tolong.. tolllong Mass pelan-pelanÔÇØ tak lama kemudian, ÔÇ£Mas Tonnny, Mbaaak keluaaar laaagiÔÇØ Bersamaan dengan itu kurasakan desakan yang hebat dalam kepala kemaluanku yang telah disemprot oleh cairan kewanitaan Mbak Marni. Maka kutekan sekuat-kuatnya kemaluanku untuk masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaan Mbak Marni. Kudekap erat tubuh Mbak Marni sehingga agak tersengal-sengal, tak lama kemudian, ÔÇ£Croot.. croootÔÇØ spermaku masuk ke dalam liang kewanitaan Mbak Marni.


Setelah Mbak Marni tiga kali keluar dan aku sudah keluar, Mbak Marni lemas di sampingku. Dalam keadaan lemas aku naik ke dadanya dan aku minta untuk dibersihkan kemaluanku dengan mulutnya. Dengan sigap Mbak Marni menuruti permintaanku. Sisa spermaku disedot oleh Mbak Marni sampai habis ke dalam mulutnya. Kami melakukan kira-kira selama tiga jam, tanpa kusadari teman-temanku teriak-teriak karena kunci pintu kamarku sewaktu aku keluar tadi. ÔÇ£Tonnny.. tolong bukain dong, pintunyaÔÇØ Maka cepat-cepat kuminta Mbak Marni menuju ke kamarnya untuk berpura-pura tidur dan aku naik ke atas membukakan pintu kamarku. Bertepatan dengan aku ke atas mamaku pulang naik taksi. Dan kuminta teman-temanku untuk makan oleh-oleh mamaku lalu kusuruh pulang.


 


Setelah seluruh temanku pulang dan mamaku istirahat di kamar menunggu papa pulang. Aku ke kamar Mbak Marni untuk meminta maaf, atas perlakuanku yang telah merenggut keperawanannya.


ÔÇ£Mbak, maafin Tonny yah!ÔÇØ


ÔÇ£Nggak apa-apa Mas Tonny, Mbak juga rela kokÔÇØ


ÔÇ£Keperawanan Mbak lebih baik diambil sama kamu dari pada sama supir tetanggaÔÇØ, jawab Mbak Marni. Dengan kerelaannya tersebut maka, kelakuanku makin hari makin manja terhadap baby sitterku yang merawatku semenjak usiaku sembilan tahun. Sejak kejadian itu kuminta Mbak Marni main berdiri, main di taman, main di tangga dan mandi bersama, Mbak Marni bersedia melakukannya.


Hingga suatu saat terjadi, bahwa Mbak Marni mengandung akibat perbuatanku dan aku ingat waktu itu aku kelas dua SMA. Papa dan mamaku memarahiku, karena hubunganku dengan Mbak Marni yang cantik wajahnya dan putih kulitnya. Aku dipisahkan dengan Mbak Marni, Mbak Marni dicarikan suami untuk menjadi bapak dari anakku tersebut.


Sekarang aku merindukan kebersamaanku dengan Mbak Marni, karena aku belum mendapatkan wanita yang cocok untukku. Itulah kisahku para pembaca, sekarang aku sudah bekerja di perusahaan ayahku sebagai salah satu pimpinan dan aku sedang mencari tahu ke mana Mbak Marni, baby sitterku tersayang dan bagaimana kabarnya Tonny kecilku.


 


 


Halo, perkenalkan namaku Dana usia 27 tahun berasal dari Sumatra Utara. Aku sudah berkeluarga dengan 1 anak yang masih berusia 3 tahun. Aku dan R suamiku hidup sangat romantis dan sebenarnya keharmonisan kami sudah terbentuk sejak kami masih berteman (R adalah rekan kerja satu kantor sampai sekarang) yang seiring berjalannya waktu kamipun berpacaran.


Ternyata keasikan pertemanan kami setelah memasuki masa pacaran tidak mengalami perubahan malah semakin kompak karena untuk pulang kerumah aku tidak perlu kuatir jam berapapun karena R dengan setia siap mengantarku pulang atau kalau aku yang lembur maka R akan pulang duluan lalu kembali ke kantor untuk menjemput. Maklumlah sekalipun posisiku dikantor masih tergolong pegawai biasa tetapi kesibukan seolah tidak pernah berhenti dan aku sangat menikmati pekerjaan itu.


Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan. Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat ÔÇ£melunakkanÔÇØ hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah. Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100% kepadaku. Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.


Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi. Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Heru (26) dan Dimas (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.


Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam. Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan. Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Heru menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari solusinya.


 


ÔÇ£Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di TanggerangÔÇØ


ÔÇ£Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Muti bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Dana membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin,ÔÇØ usul Heru


ÔÇ£Boleh juga, usul diterimaÔÇØ sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan Heru.


Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Heru mengantarku ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali.


 


ÔÇ£Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enakÔÇØ


Rupanya reaksiku ini disambut oleh Heru, ÔÇ£kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Dimas enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?ÔÇØ


ÔÇ£Boleh saja,ÔÇØ jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.


Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah mereka mau berbuat macam-macam.


Tak lama kemudian Dimaspun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi. Tapi baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..


Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan?? Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Heru dan Dimas sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Heru yang mengenakan kaos singlet sedangkan Dimas bertelanjang dada saja membiarkan dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.


ÔÇ£Maaf Mbak Dana aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basahÔÇØ


Dimas berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.


 


ÔÇ£O ya, tapi sudah dijemur kan?ÔÇØ tanyaku basa basi.


ÔÇ£Sudah sih,ÔÇØ jawab Dimas sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.


ÔÇ£Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Dana.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, haÔÇØ ganggu Heru sambil melirik ke aku dan kulihat Dimas semakin malu.


Rupanya introduksinya Heru tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML. Dari situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Heru sangat piawai dalam teknik sex. Heru terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.


Lain halnya dengan Dimas yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Dimas sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan ÔÇ£adikÔÇØnya sudah meronta-ronta. Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Heru pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.


Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga dengan Dimas yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Dimas.


ÔÇ£Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kamiÔÇØ


Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan.. Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Heru dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Dimas duduk dilantai sambil menikmati Heru yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Dimas memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.


Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang apalagi pijitan Heru sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Heru dan Dimas melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.


ÔÇ£Duh.. Kalian ini.. Aku jadi maluÔÇØ


Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku. Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku..


Dan akhirnya Dimas mengalah membiarkan Heru melahap kemaluanku dengan rakusnya, selanjutnya giliran Dimas yang berbeda dari Heru.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Dimas lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku..


Setelah puas menggeluti kemaluanku Heru mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Heru lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi mengangkang..


ÔÇ£Heru apa yang mau kamu lakukan??ÔÇØ


Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Heru memberi kode kepada Dimas yang kemudian Dimas menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Dimas ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap lembut Dimas menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan penis milik Dimas sementara dibawah sana Heru rupanya asik mencukuri kemaluanku.. Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika ÔÇ£pekerjaanÔÇØ Heru selesai Dimaspun mencabut penisnya dari mulutku.


Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-buluku Heru memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak kalah besarnya dari milik Dimas segera melompat dari celana pendeknya.. Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Heru sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut penis Heru yang besar dan penuh urat..


ÔÇ£Sshh..ÔÇØ


Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang kemaluan Heru sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku.. Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Heru..


Selang beberapa lama Heru tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Heru memberiku kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.. Tak lama kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Dimas sedang dalam posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku..


Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.


Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Heru dan Dimas ditambah 3 orang temannya yang lain.. Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku R.


E N D